Minggu, 20 September 2020

Kisah 7: Mencari Met-Met

 

Bulan Ramadhan telah datang. Sekolah pun libur untuk beberapa hari sehingga aku memiliki teman untuk bermain. Kali ini aku mengikuti Bang Sigit dan teman-temannya jalan-jalan mencari met-met. Met-met adalah salah satu jenis serangga. Bentuknya lonjong seperti kumbang tapi tak bermoncong dan panjang badannya hanya sekitar 1-2 cm. Met-met yang besar warnanya coklat muda dengan kepala warna coklat tua, sedangkan met-met yang kecil dari kepala hingga badannya berwarna hijau tua. Met-met adalah nama lokal di tempat kami, aku sendiri tak tahu nama ilmiahnya.

Biasanya aku menjumpai met-met di mushallah. Saat sholat tarawih aku akan mengumpulkan met-met dengan anak-anak kecil lainnya yang juga tidak sholat sepertiku. Saat orang tua kami sholat, kami akan mengumpulkan met-met yang tersebar di mushallah, biasanya dia ada di bawah lampu. Aku sangat senang jika bisa mengumpulkan banyak met-met. Kami pun akan mengadu met-met itu untuk balapan. Met-met yang berjalan tercepatlah yang akan jadi pemenangnya.

Pagi ini Bang Sigit bersama teman-teman seusianya mengajakku berkeliling komplek STM. Kami berjalan dari blok rumahku ke arah sungai. Kami berhenti dari satu pohon ke pohon lain yang ada di kebun komplek. Tak terkecuali pohon yang ada di semak-semak. Met-met biasanya bersembunyi di sana. Aku mengikutinya saja. Entahlah, kenapa saat kecil aku begitu berani masuk ke semak-semak.

Ye.... hari ini kami dapat banyak met-met, kami dapat sekantong plastik ukuran 1 kg gula. Buat apa coba met-met sebanyak ini? Bukan buat koleksi lho ya. Kamu tahu buat apa? Buat makan ayam. Haha... dengan cuma-cuma met-met yang banyak itu Bang Sigit berikan ke ayam. Padahal sungguh susah sekali mengumpulkannya. Itulah kenikmatan kami bisa mengumpulkan sebanyak-banyaknya tapi bukan untuk memilikinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar