Selasa, 31 Desember 2013

Catatan Akhir Tahun 2013

Selamat tinggal 2013. Banyak hal terjadi di tahun ini dan tahun ini juga merupakan salah satu tahun yang berat dalam hidupku. Di awal tahun aku mulai menyusun proposal tesisku dan berhasil menseminarkannya pada akhir bulan Januari. Ya, bimbingan singkat selama 1 bulan. Kemudian di lanjut penelitian di bulan Maret-April yang berlangsung bersamaan dengan kuliah dan kerjaku yang juga tidak libur. Bulan Juli pun aku mulai menyusun hasil penelitian tesis dan berhasil di ACC untuk maju ujian pada akhir Agustus. Akhir Agustus juga aku menyampaikan hasil penelitianku dalam Seminar Nasional Biologi.
Tak lama rasa sukaku kurasa, rasa duka pun datang di bulan september, seseorang yang begitu dekat denganku dan telah memberiku harapan tiba-tiba menjauhi dan menyakitiku. Kemudian di susul dengan meninggalnya ayahku pada awal oktober. Duka pun semakin menjadi. Aku benar-benar terpukul kehilangan dua orang yang aku sayangi. Keadaan yang berat itu sedikit berkurang tat kala aku ujian tesis di akhir November dan sidang tesis di bulan Desember. Di bulan November aku juga memutuskan untuk berhenti bekerja di Ganesha Operation karena setelah urusan tesis selesai aku akan pulang ke Pemalang sebelum merantau lagi nantinya.
Kini, tahun 2013 pun berakhir dan esok akan menginjak tahun 2014. Bulan Januari pun datang, dimana di bulan ini aku telah lahir. Usia ku pun akan semakin bertambah dan begitu juga dengan tanggungjawabku. Tanggal 28 Januari 2014 nanti usiaku akan genap 25 tahun, usia perak dalam sejarah hidupku. Dulu aku punya cita-cita untuk menikah di usia 25 tahun, namun sepertinya mungkin tak akan terwujud melihat statusku sekarang yang masih benar-benar single tulen, apalagi rasa sakit sejak beberapa bulan lalu masih terasa sampai detik ini. Entah sampai kapan semua rasa itu akan hilang.
Awal tahun 2014 ini aku sudah lulus dan itu berarti aku juga harus menentukan hendak kemana langkah kaki ini ku bawa. Berbagai tawaran kerja telah datang, namun sepertinya aku keukeuh dengan cita-citaku untuk menjadi seorang guru atau pun seorang dosen. Sepertinya aku akan memilih untuk merantau lagi ke kota yang berbeda, kota yang belum pernah kutapaki sebelumnya. Dua tahun lalu, jika aku tak melanjutkan studiku pasti aku sudah berada di sana sekarang, menjadi seorang guru di sebuah sekolahan ternama. Ya sepertinya ini pilihan yang menarik, di kota itu aku akan kembali memulai kisahku, membuka lembaran kehidupan yang baru, dan membuka hati tentunya. 

Senin, 16 Desember 2013

Cangkir Putih Itu...


Cangkir putih itu... (Andam, 2013)

Cangkir putih itu lengkap dengan penutup dan saringannya. Terdapat gambar baju abu-abu dan cangkul hitam di cangkir itu yang menjadi aksesorisnya, menyimbolkan seorang petani. Cangkir itu usianya sama dengan umurku. Itu adalah cangkir kesayangan almarhum bapak. Bapak membelinya saat penataran di Taiwan di tahun 1989, tahun yang sama dengan kelahiranku. Umurnya sudah tidak muda lagi, namun ia tetap terlihat elegan karena pemiliknya dulu selalu membersihkan dan merawatnya. Setiap hari, bapak hampir selalu menggunakan cangkir itu untuk minum teh atau pun kopi. Tak hanya di Aceh, di Brebes pun beliau masih menggunakannya. Ketika ibu dan kakakku ke sebulan lalu untuk mengambil barang-barang bapak, aku pun langsung memesan untuk tidak lupa membawa pulang cangkir putih itu. Tak apalah barang pecah belah dan perlengkapan makan bapak yang lain ditinggalkan di rumah dinas, tapi tidak untuk cangkir putih itu. Sekarang cangkir itu jadi milikku, aku hanya ingin merawat benda pusaka peninggalan bapak agar aku bisa mengingatnya.

Kamis, 12 Desember 2013

Tesis untuk Ayahku



Syukur Alhamdulillah aku telah berhasil menyelesaikan masterku. Sidang sore ini telah meluluskanku. Aku berhasil menyelesaikan masterku kurang dari 2 tahun. Tesis, sebuah karya kecilku ini kupersembahkan terutama untuk kau wahai ayahku, orang yang telah memotivasiku saat mendaftar di S2 Ilmu Lingkungan ini. Aku masih ingat ketika kau terbaring sakit kau sering menanyakan kapan ujian tesisku, kapan aku wisuda. Ya hari ini aku pun bisa menjawabnya. Kau ingin sekali aku segera lulus sehingga saat kau terbaring sakit aku lebih sering berada di Purwokerto untuk menyelesaikan tesisku, saat itu aku merasa umurmu sudah tak lama lagi dan aku ingin segera lulus untuk membanggakanmu di sisa umur itu. Namun, Allah berkehendak lain. Draft tesis yang sudah di Acc di akhir agustus itu tak bisa langsung maju untuk ujian karena kedua pembimbingku harus ke luar negeri. Berbulan-bulan lamanya aku menunggu dan ternyata Allah lebih dulu memanggilmu pada hari Kamis tanggal 3 oktober di saat masa penantianku menunggu dosen. Tanpa kusadari, hari seminar tesisku ini dan ujian pembimbingku 21 November lalu, hari kamis adalah hari dimana engkau dipanggil oleh-Nya. Aku yakin kau bahagia di surga-Nya menyaksikan ujian tesis putrimu ini. Semoga aku tetap bisa membanggakanmu dan memenuhi amanatmu  setelah aku wisuda nanti yang telah engkau wasiatkan kepadaku di hari terakhirmu. Ayah... aku rindu padamu.

Sabtu, 30 November 2013

Persembahan Terakhir

          Senang bisa bergabung dengan Ganesha Operation (GO) Purwokerto dan merupakan hal yang sulit bagi saya untuk melangkahkan kaki dari tempat ini. Kurang lebih 1 tahun 7 bulan lamanya saya bergabung di GO. Hari ini sabtu, 30 November 2013 adalah hari terakhir saya bergabung dengan GO. Berat bagi saya ketika harus berpamitan kepada para pengajar, CS, dan OPS, serta para siswa yang malam ini berada di GO. Sulit bagi saya untuk menolak ketika kalian minta TST, namun saya bukan seorang PHP sehingga dengan terus terang saya menolak “Maaf saya tak bisa, mungkin sama Bu DD saja”. Saya tak bilang kalau saya akan keluar. Alhamdulillah selama seminggu ini juga saya diberi kesempatan untuk mengajar banyak kelas. Waktu yang tersisa seminggu ini saya manfaatkan juga untuk berpamitan saat diakhir KBM. Saya hanya bilang “Mungkin ini adalah pertemuan terakhir dengan saya karena minggu ini adalah KBM terakhir di semester ini. Saya berharap kalian mendapatkan nilai yang bagus dalam UAS. Saya mohon maaf apabila selama mengajar saya pernah melakukan kesalahan.” Ya saya tak mengatakan kalau saya akan keluar dari GO karena saya tak ingin membuat mereka sedih atau pun khawatir saya tak bisa memberi mereka TST biologi. Ya kalian harus berjuang untuk ujian akhir semester dan saya juga sedang berjuang untuk ujian tesis saya. 

Kemaren, Jum’at, 29 November 2013 juga merupakan suatu kehormatan bagi saya karena sudah diberikan kepercayaan untuk TPM (microteaching) di depan para pengajar seusai rapat pengajar. Persembahan terakhir saya di hadapan para pengajar.
Di tempat ini, di GO Purwokerto adalah awal saya belajar menjadi seorang guru. Materi yang saya dapat memang tak seberapa tapi banyak hal lain yang saya dapatkan di sini. Go juga tempat saya menghilangkan masalah. Ketika saya mengajar dan melihat siswa-siswa, semua beban dan masalah saya rasanya hilang. GO telah banyak membantu saya. Dari sinilah beberapa skill saya berkembang. Guru harus multitalent.
1.      Pertama, guru itu seorang pendidik. Saya selalu berusaha untuk tidak hanya mengajarkan ilmu, tetapi bagaimana caranya agar juga mendidik. Hal itu sangat menyulitkan bagi saya dan saya lebih banyak bersabar dalam menghadapi siswa-siswa, terutama kelas 7, 8, dan 9. Saya memaklumi itu. Setiap anak pasti punya cara belajar masing-masing. Ada yang memperhatikan tapi juga tidak sedikit juga yang ribut. saya mengingatkan yang ribut itu, ketika sudah diperingatkan namun tetap ribut saya akan membiarkan mereka, fokus saja sama yang sedikit yang benar-benar memperhatikan. saya beranggapan mungkin ribut adalah cara mereka belajar. Toh, ketika kuis tidak sedikit dari mereka yang ribut itu bisa mengerjakan soal.
2.  Penghafal hebat. Menurut saya, guru juga seorang penghafal hebat. Saya harus bisa mengingat dan menghafal materi-materi yang harus saya ajarkan kepada siswa dan saya yakin pengajar yang lain juga demikian. Guru juga manusia yang terkadang lupa, jadi harap maklum ya kalau guru lupa materi. Daya tampung otak kami juga terbatas.
3.      Manajer. Sebagi guru, saya harus bisa mengatur kelas dan mengefisienkan waktu. Apa yang harus saya sampaikan setiap pertemuannya, jangan sampai ada materi yang terlewatkan.
4.  Organisatoris. Secara tidak langsung saya juga belajar organisasi di GO. Ya saya adalah anggota pengajar dan harus terorganisir dengan pengajar lain, bagian akademik, marketing, maupun umum. Saya juga harus patuh pada sistem yang ada.
5.     Promotor. Di manapun kita berada kita pasti berusaha membawa nama baik GO. Yang nyata adalah ketika pengajar harus mempromosikan GO ketika jam KBM maupun try out ekstern.
“Bergabunglah dengan GO. Banyak fasilitas yang ditawarkan. Tempatnya strategis, mudah dijangkau. Gedungnya warna oranye. Kalau kalian les di GO, kalian akan mendapatkan buku koding yang 1/3 nya kosong, bisa buat nulis, jadi kalau les ga bawa buku tulis ga masalah. Selain jam KBM kalian juga bisa TST, yaitu jam tambahan ketika ada PR/mau ulangan. Kalian juga akan mendapatkan GO card seperti kartu pelajar. Kalau lagi liburan di luar kota kalian juga bisa TST disana.” dan bla... bla... bla... Kata-kata yang sering saya ucapkan ketika promosi. Haha.... belajar jadi salesgirl =D
6.    Narator dan penceramah. Nah ini dia, guru itu harus banyak ngomong alias ceramah dan bagaimana caranya agar yang diomongkan itu tidak ngalor-ngidul sehingga harus dibuat narasi (jalan cerita) yang runtut layaknya pendongeng. Materi yang runtut saja kadang siswa masih bingung apa lagi kalau tidak runtut, siswanya malah mubeng-mubeng. Mudeng apa mubeng???
7.    Komedian. Aduh, untuk yang satu ini saya masih harus belajar lebih. Saya yang sedikit kalem (ngalem sendiri) harus bisa menghibur siswa agar KBMnya ga garing. Saya kurang bisa membuat mereka tertawa jadi saya lebih sering cerita, meskipun terkadang masih krik... krik.. krik...
8.   Psikolog. Banyak siswa yang saya hadapi setiap hari dan saya pun berusaha memahami karakter mereka. Ya saya juga belajar jadi psikolog.
9.      Motivator. Untuk memotivasi siswa saya tidak menggunakan kata-kata mutiara seperti yang selalu terdengar di speaker tiap kelas. Saya lebih suka menceritakan pengalaman hidup saya untuk memotivasi mereka karena menurut saya itu lebih nyata daripada hanya sekedar kata-kata mutiara.
10.  Teman yang baik. Pengajar GO adalah pengajar yang gaul, masih muda-muda. Perbedaan umur saya dengan siswa bisa dibilang cukup jauh. Namun itu bukan penghalang bagi saya untuk menjadi teman mereka. Memposisikan sebagai teman juga cara yang ampuh dalam belajar.
Saya sadar, masih banyak hal yang perlu saya tingkatkan. Sekali lagi mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada rekan-rekan sesama tentor dan siswa-siswa yang telah memberi saya banyak pelajaran dan pengalaman yang begitu berharga. :D

Minggu, 24 November 2013

Takdir itu Begitu Cantik



Takdir Allah itu begitu cantik jika kita dapat menghubungkan dan memahami setiap kejadian yang ada. Alhamdulillah akhirnya aku ujian tesis juga pada hari kamis, 21 November 2013 setelah tertunda hampir 3 bulan lamanya sejak di ACC untuk ujian pada tanggal 29 Agustus 2013 lalu. Awalnya bukan hal yang mudah untuk bisa menerima ini. Usahaku yang keras untuk bisa ujian cepat demi bisa membanggakan bapakku yang saat itu sedang sakit parah, di saat yang lain beristirahat dari aktivitas tesis aku malah rajin bimbingan. Ya aku ingin segera ujian dan berharap bisa lulus dalam masa studi 1,5 tahun dan wisuda di bulan Desember. Namun yang terjadi ternyata tidak sesuai dengan kuharapkan. Begitu ACC kedua dosen pembimbingku harus pergi ke luar negeri. Aku pun mulai menghibur diri dengan berpikir positif.  sejak itu ku isi hari-hariku dengan mengikuti les toefl, sesekali aku pulang ke rumah untuk menjenguk bapak, dan sesekali pula aku jalan-jalan di sekitar Purwokerto sesuai dengan salah satu misiku “Ketika tinggal di suatu kota, aku harus tahu kota itu”.
Ternyata dalam masa penantian itu, Allah berkehendak lain. Bapak yang selalu menanyakan kapan ujianku menghembuskan nafas terakhirnya pada tanggal 3 Oktober 2013 lalu. Sejak saat itu ibuku pun harus menjalani iddahnya selama 4 bulan 10 hari lamanya yang berarti akan berakhir sekitar bulan Februari 2014 nanti. Ini adalah salah satu rencana Allah, jika aku ujian cepat mungkin aku tak bisa menemani bapak di masa-masa terakhirnya dan jika aku wisuda bulan Desember ibuku juga tak bisa menghadirinya karena masih dalam masa iddah.
Alhamdulillah, ujian tesisku kemaren berjalan dengan lancar, hanya berlangsung sekitar 40 menit, kedua dosen pembimbingku juga begitu baik, pertanyaan-pertanyaan yang mereka lontarkan juga tidak begitu sulit. Berbeda dengan teman-temanku yang umumnya ujian tesis sekitar 1,5 jam lamanya dengan berbagai pertanyaan yang sulit, “Pembantaian” nama lainnya. Jadi teringat dengan ujian proposal tesisku bulan Januari lalu yang hanya berlangsung selama 50 menit dan ujian skripsiku lalu yang juga hanya 1 jam. Allah memang menyayangi dan melindungiku.