Senin, 16 Desember 2013

Cangkir Putih Itu...


Cangkir putih itu... (Andam, 2013)

Cangkir putih itu lengkap dengan penutup dan saringannya. Terdapat gambar baju abu-abu dan cangkul hitam di cangkir itu yang menjadi aksesorisnya, menyimbolkan seorang petani. Cangkir itu usianya sama dengan umurku. Itu adalah cangkir kesayangan almarhum bapak. Bapak membelinya saat penataran di Taiwan di tahun 1989, tahun yang sama dengan kelahiranku. Umurnya sudah tidak muda lagi, namun ia tetap terlihat elegan karena pemiliknya dulu selalu membersihkan dan merawatnya. Setiap hari, bapak hampir selalu menggunakan cangkir itu untuk minum teh atau pun kopi. Tak hanya di Aceh, di Brebes pun beliau masih menggunakannya. Ketika ibu dan kakakku ke sebulan lalu untuk mengambil barang-barang bapak, aku pun langsung memesan untuk tidak lupa membawa pulang cangkir putih itu. Tak apalah barang pecah belah dan perlengkapan makan bapak yang lain ditinggalkan di rumah dinas, tapi tidak untuk cangkir putih itu. Sekarang cangkir itu jadi milikku, aku hanya ingin merawat benda pusaka peninggalan bapak agar aku bisa mengingatnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar