Rabu, 03 Juli 2013

Bapak Tak Bisa Naik Sepeda Lagi


Kenangan saat Bapak bersepeda (Andam, 2012)

Bapak punya cita-cita untuk melintasi jalur Pantura (Pantai Utara) Brebes-Semarang dengan sepedanya. Namun sayang, belum sampai cita-cita itu terwujud kini Bapak tak bisa bersepeda lagi untuk selamanya karena sakit yang beliau derita. Beliau mengalami sakit ambien yang parah dan tumor usus. Kedua hal inilah yang mengharuskan beliau untuk dioperasi dua kali, bagian depan dan belakang perut bagian bawah. Sedih, ketika melihat Bapak yang lemah tak bisa kemana-mana.
Sepeda adalah kendaraan favorit Bapak sejak kecil. Sepeda telah menemani masa hidupnya. Sepedalah yang mengantarkan beliau kemana saja. Di saat hari libur, Beliau sering mengajak  putri-putrinya berkeliling Kota Pemalang dengan mengendarai sepeda. Beliau pula yang mengajari putri-putrinya bersepeda.
Beliau adalah satu-satunya guru yang mengendarai sepeda di sekolah tempat beliau mengajar. Meski begitu, Beliau tak pernah terlambat ke sekolah. Ketika ku kecil, Bapaklah satu-satunya orang di komplek yang memiliki sepeda, padahal semua tetangga kami sudah memiliki sepeda motor. Aku masih ingat betul, dulu setiap pagi Bapak harus mengayuh sepeda melewati jalanan yang naik turun demi mengantarkanku sekolah TK yang jaraknya 3 Km. Aku juga masih ingat ketika Bapak tetap mengayuh sepeda melewati jalanan itu dalam keadaan ban yang kempes.
Sungguh, aku tak tega melihatnya tak bisa bersepeda lagi.

1 komentar: