Alhamdulillah berhasil melalui tahun 2014 dengan banyak hal terjadi
di dalamnya. Meskipun cita-cita terbesar (menikah) belum tercapai, tapi
setidaknya tahun 2014 masih lebih baik daripada tahun 2013.
Sudah beberapa hari berlalu namun tidak ada salahnya jika aku
tetap menuliskan catatan akhir tahun yang menurutku lumayan penting agar bisa
terus ku kenang.
Peristiwa penting dimulai ketika bulan Januari aku berhasil
menyelesaikan segala hal yang terkait dengan tesisku dan mendaftarkan diriku
pada tanggal 10 Januari untuk wisuda. Sehari setelahnya, tanggal 11 Januari
2014, teman dekatku menikah dan aku sangat bahagia karena bisa membantunya
dengan menjadi penerima tamu yang cantik. Hehe... Setelah itu, waktuku lebih
banyak kuhabiskan rumah membantu ibu mengurusi surat-surat almarhum Bapak.
Memasuki Bulan Maret, aku diwisuda pada 19. Beberapa hari kemudian
aku pun cabut dari Kota Purwokerto yang telah memberiku banyak kenangan dan
pelajaran.
Setelah wisuda, aku mulai menyebar beberapa lamaran kerja, namun
sampai bulan Mei tak juga membuahkan hasil. Pada Bulan Mei itulah aku baru
dipanggil untuk mengikuti tes dosen di sebuah perguruan tinggi swasta di
Yogyakarta. Selama sebulan lebih aku sering bolak-bolik ke Kota Gudeg itu untuk
mengikuti beberapa tahapan seleksi, namun hasilnya masih nihil. Setidaknya aku
dapat pengalamannya dan bertemu dengan sahabat lamaku Fefri, yang menampungku
setiap kali aku ke Yogya.
Jadi pengangguran memang tidak enak, niat mencari pekerjaan yang
tadinya sekitar Jawa Tengah-DIY pun aku perluas sampai ke Jawa Barat. Yach,
Bulan Agustus aku pun berangkat ke Kota Kembang Bandung, menumpang di rumah
salah seorang mantan dosen ITB yang bernama Bu Kiki, aku mengenalnya melalui
kerabat jauhku. Dosen itu hanya berusaha membantuku namun juga tidak menjamin
aku bakal diterima. Ya tidak apa-apa pikirku, namanya juga ikhtiar, Allahlah
yang menentukan. Lagi-lagi aku pun tidak diterima. Setelah seminggu di sana dan
tanpa kabar dari 2 kampus tempatku melamar, aku pun balik ke Pekalongan. Sebuah
kampus negeri di Pekalongan memanggilku untuk mengikuti seleksi dosen secara
mendadak. Kembali hasil seleksi dosen di Pekalongan juga tanpa kabar.
Sebulan kemudian, yaitu Bulan September, aku kembali dapat
panggilan untuk mengikuti seleksi dosen dan kali ini di Kota Kendal. Aku menginap
di rumah Pak Inu, sahabat Almarhum Bapak. Hanya semalam aku menginap di sana
karena setelah tes aku langsung pulang, meski begitu aku dan Bu Endang (istri
Pak Inu) telah banyak mengobrol, termasuk tentang niatnya yang mau membatu
mencarikan jodoh buatku. Kupikir memang tidak ada salahnya, toh aku sudah cukup
umur, siapa yang sangka jodoh akan bertemu kapan dan di mana.
Sejak hari itu, melalui dunia maya, Bu Endang mengenalkanku pada
tiga orang muridnya, namun tak satu pun dari mereka yang kupilih. Kemudian Bu
Endang pun mengenalkanku pada seseorang yang insya Allah akan menjadi suamiku.
Tidak usah kusebutkan di sini siapa namanya, aku akan menyebutkannya nanti
dalam tulisanku yang lain.
Sampai Bulan Oktober aku masih terus menganggur, lalu kuputuskan
untuk mengikuti seleksi CPNS dengan niat setengah hati karena sebenarnya aku
belum ingin jadi PNS. Bagiku menikah terlebih dahulu baru jadi PNS. Padahal
saat itu, laki-laki yang dekat denganku belum mengungkapkan keseriusannya, kami
masih mengobrol biasa saja melalui dunia maya. Di Bulan Oktober pula Om Erul
(adiknya ibu) menikah di rumahku, ya ibuku seperti orang tuanya. Entahlah, karena
terlalu sibuk membantu si om mempersiapkan pernikahannya atau karena aku yang
juga ingin sekali menikah, yang jelas aku jatuh sakit selama 2 minggu. Tepat
pada hari-H suaraku malah menghilang.
Tanggal 2 November aku mengikuti ujian CPNS yang setengah hati
itu. Ujian CPNS berlalu dan beberapa hari setelahnya, aku mendapat sms dari
dosenku yang isinya memintaku untuk membantunya bekerja di Perusahaan Yasidha,
sebuah perusahaan penerjemahan Inggris-Indonesia yang berskala internasional. Dengan
senang hati akupun menerimanya. Dua hari kemudian aku pun berangkat ke
Semarang, ke rumah Pak Tyas. Tanggal 7 November aku pun mulai bekerja di sini.
Tugas utamaku adalah mengurus administrasi dan keuangan. Beruntung, aku tidak
perlu ngekos. Tinggal, makan, dan minum di sini. Aku juga tidak perlu
mengeluarkan uang untuk transpot, selama di sini aku tidak perlu memikirkan
harga bensin yang naik-turun karena aku tidak kemana-mana. Gaji yang kuterima
pun bisa kutabung.
Setelah 3 bulan berkomunikasi lewat dunia maya, aku akhirnya
bertemu dengan laki-laki yang dikenalkan Bu Endang di akhir Bulan Desember
2014. Meski baru bertemu sekali, beberapa hari setelahnya kami pun memutuskan
untuk segera menikah. Alhamdulillah, tahun 2014 ini berakhir dengan bahagia.
Dan kami sama-sama berencana untuk melangsungkan pernikahan di Tahun 2015. Semoga
terkabul. Aamiinn...