Bulan puasa
tlah datang, namun tidak bagi Bapakku. Bapak orang yang selalu penuh puasanya,
bulan ini tak bisa puasa akibat sakit yang dideritanya. Tak hanya itu, bulan
ini pun aku tak dapat mendengar suaranya mengimami sholat dan memberi kultum. Bapak, seorang imam masjid kini hanya bisa
terbaring lemah. Ketika sholat tarawih pertama, yang ku ingat hanya Bapak.
Bacaan Qur’an yang dilantunkannya ketika mengimami sholat terus
terngiang-ngiang. Beliaulah imam pertama yang kukenal. Tak hanya imam bagi
keluarga, tapi juga bagi para jamaah dimana kami tinggal. Bahkan dulu waktu di
Aceh, saat bulan puasa Bapak menjadi imam penuh selama sebulan. Bacaannya
begitu indah, membuat sholat terasa tenang. Sekarang, jangankan menjadi imam
buat orang lain, menjadi imam untuk dirinya sendiri pun beliau mengalami
kesulitan.
Sebenarnya ku tak tega melihatnya. Ingin rasanya kumenangis, namun kumencoba
untuk tegar. Kalau aku sedih, bagaimana dengan adikku yang baru mau masuk SMA,
yang masih butuh banyak bimbingan, bagaimana dengan Bapak yang sedang sakit,
Bapak pasti juga akan sedih. Bapak dan Ibu sering berpesan, tunjukkan yang
baik-baik kepada orang, tunjukkan kalau hidupmu senang agar orang lain juga
senang, buatlah hidup itu tanpa beban, mencoba ikhlas untuk setiap yang
terjadi.
Ya,,,,,
mungkin keluarga kami sedang di coba, mungkin juga Allah sedang membersihkan
dosa-dosa Bapak. Semoga Bapak cepat sembuh.. Aamiinnn
Tidak ada komentar:
Posting Komentar