Kenangan saat Bapak bersepeda (Andam, 2012) |
Bapak punya
cita-cita untuk melintasi jalur Pantura (Pantai Utara) Brebes-Semarang dengan
sepedanya. Namun sayang, belum sampai cita-cita itu terwujud kini Bapak tak
bisa bersepeda lagi untuk selamanya karena sakit yang beliau derita. Beliau
mengalami sakit ambien yang parah dan tumor usus. Kedua hal inilah yang
mengharuskan beliau untuk dioperasi dua kali, bagian depan dan belakang perut
bagian bawah. Sedih, ketika melihat Bapak yang lemah tak bisa kemana-mana.
Sepeda
adalah kendaraan favorit Bapak sejak kecil. Sepeda telah menemani masa
hidupnya. Sepedalah yang mengantarkan beliau kemana saja. Di saat hari libur,
Beliau sering mengajak putri-putrinya
berkeliling Kota Pemalang dengan mengendarai sepeda. Beliau pula yang mengajari
putri-putrinya bersepeda.
Beliau
adalah satu-satunya guru yang mengendarai sepeda di sekolah tempat beliau
mengajar. Meski begitu, Beliau tak pernah terlambat ke sekolah. Ketika ku
kecil, Bapaklah satu-satunya orang di komplek yang memiliki sepeda, padahal
semua tetangga kami sudah memiliki sepeda motor. Aku masih ingat betul, dulu
setiap pagi Bapak harus mengayuh sepeda melewati jalanan yang naik turun demi
mengantarkanku sekolah TK yang jaraknya 3 Km. Aku juga masih ingat ketika Bapak
tetap mengayuh sepeda melewati jalanan itu dalam keadaan ban yang kempes.
Sungguh, aku
tak tega melihatnya tak bisa bersepeda lagi.
Sakita apa Om Qodam mb'?
BalasHapus