Sekarang
ku udah mulai nyusun tesis, tetapi kenapa ya semangatku tidak seperti waktu
nyusun skripsi???
Kalau
tesis dibilang susah, tapi ga juga, skripsiku mungkin jauh lebih sulit.
Beberapa perbandingan antara proses penyusunan skripsi dan proposal tesisku,
mau tau?
1. Dari segi banyaknya halaman,
skripsiku yang fix dijilid berisi 170
halaman, saat dikumpulin tebalnya seperti kertas 1 rim. Itu sudah dikurangi
dengan beberapa perangkat pembelajaran dan penilaian diktatku. Saat ujian,
naskah skripsiku mencapai 250 halaman. Sedangkan diktatku yang berisi 94
halaman dijilid terpisah, padahal umumnya juga jadi satu dengan skripsi. Jadi,
skripsi + perangkat pembelajaran + diktat = 344 halaman. Kalau proposal tesisku
sekarang berisi 40 halaman, jadi hanya sekitar 10% skripsiku. Hahaha….
2. Metode penelitian skripsiku
adalah penelitian dan pengembangan (R
& D), penelitian yang masih jarang dilakukan oleh mahasiswa pendidikan.
Penelitian ini menghasilkan suatu produk. Aku membuat suatu diktat praktikum
biologi bilingual. Penelitian ini harus melalui 10 proses yang tidak mudah,
mulai mengumpulkan bahan, desain, menterjemahkan, uji validitas oleh ahli
sebanyak 2 kali, uji coba skala kecil dan besar, dan revisi produk sebanyak
tiga kali. Hampir semua langkah-langkah itu aku kerjakan sendiri tanpa bantuan
teman, termasuk mendesain produk. Padahal bukan ahli desain. hehehe …Tesisku
sekarang menggunakan metode survai, jadi hanya observasi saja. Ya liat-liat
gtu…..
3. Sejak pengajuan judul sampai
lulus aku butuh waktu 1,5 tahun. Aku mengajukan judul di awal semester 6 dan
lulus di akhir semester 8. Bukan karena akunya
yang malas tapi memang prosesnya yang lama. Aku termasuk mahasiswa yang rajin
bimbingan, namun saat semester 7 sempat berhenti bimbingan karena PPL dan KKN. Selama
penelitian, aku berada di sekolah selama 2 bulan penuh. Waktu bimbingan pun
biasanya paling cepat 1 minggu baru dikoreksi dosen, bahkan pernah sampai 3
minggu, sedangkan bimbingan tesisku biasanya 1 hari, bertemu dan langsung
dikoreksi bersama.
4.
Dari segi biaya, karena
skripsiku tentang sebuah produk maka aku butuh banyak kertas untuk mencetak
produk, perangkat pembelajaran, dan berkas-berkas lainnya. Aku harus mencetak 90
eksemplar diktatku sebanyak 30 halaman (hanya bagian yang diujikan saja) dan
semuanya full colour. Belum lagi 2
paket soal untuk 4 kelas. Wah pokoknya, kamarku udah kaya percetakan saja. Tiap
hari yang kedengeran bukannya musik tapi mesin printer sampai larut malam. Untung saja, printer-ku setia dan masih bisa dipakai sampai sekarang menemani
tesisku. Tidak terhitung berapa rim kertas yang aku habiskan, yang jelas lebih
dari 10 rim. Tiap beli selalu dus-dusan. Hehe….. ga konservasi banget ya,
ngabisin banyak kertas.
5.
Izin penelitian di Semarang
jauh lebih sulit ketimbang Cilacap. Untuk dapat memasuki sekolah, termasuk
observasi awal, aku butuh surat pengantar dari Diknas Kota/Kabupaten. Untuk
penelitiannya, aku butuh surat izin dari Kantor Kesbangpolinmas, Bappeda, dan
Diknas. Berhubung aku penelitian di 2 sekolah yang berbeda, yang satu di Kota
Semarang dan yang satu di Kab. Semarang jadi aku harus mengurus 2 kali.
Satu
hal lagi, menurut dosenku, skripsiku termasuk berat dan setara dengan
penelitian S2. Dulu banyak orang menyangsikan kalau aku dapat menyelesaikannya,
sempat juga disuruh ganti judul yang lebih sederhana oleh dosen, tapi aku tetap
bertahan dengan judulku. Alhamdulillah semuanya bisa terlampaui, aku lulus 4
tahun kurang beberapa hari. Dosen-dosen pembimbingku, Pak Kris dan Bu Wiwi pun
membanggakanku, memamerkan produkku dihadapan rekan-rekan mereka. Bahkan
produkku juga laku terjual dalam sebuah Biology
Expo di kampus. Sempat juga ditawarin sebuah penerbit, tapi aku belum siap
jadi orang terkenal. Hehe…. Dosen
Pengujiku, Pak Tyas yang juga seperti pembimbingku, sempat menawarkan bantuan
untuk membantu biaya penelitianku karena beliau sangat tertarik dengan
penelitianku, tapi aku menolaknya. Setelah ujian selesai, beliau juga
menawarkan berapa nilai yang aku inginkan. Setelah ujian, Dosen Pembimbing dan
Pengujiku berkata bahwa sebenarnya kamu sudah dapat gelar Master, skripsimu
seperti tesis. Semoga kamu bisa S2. Alhamdulillah, Bapak Ibu, semua kata-kata
kalian di dengar Allah, begitu lulus S1 saya langsung dapat beasiswa untuk
menempuh S2 dan sekarang tengah menyusun tesis.
Nah,
itu beberapa hal seputar skripsiku. Kalau dilihat-lihat dan berdasarkan
pengalaman, skripsiku yang berat bisa aku lalui, jadi aku harus bersemangat
untuk menyusun tesis ini.
***CAYO!
SEMANGAT!***
Article nya bagus
BalasHapus