Cangkir putih itu... (Andam, 2013) |
Cangkir putih itu lengkap dengan penutup dan saringannya. Terdapat
gambar baju abu-abu dan cangkul hitam di cangkir itu yang menjadi aksesorisnya,
menyimbolkan seorang petani. Cangkir itu usianya sama dengan umurku. Itu adalah
cangkir kesayangan almarhum bapak. Bapak membelinya saat penataran di Taiwan di
tahun 1989, tahun yang sama dengan kelahiranku. Umurnya sudah tidak muda lagi,
namun ia tetap terlihat elegan karena pemiliknya dulu selalu membersihkan dan
merawatnya. Setiap hari, bapak hampir selalu menggunakan cangkir itu untuk
minum teh atau pun kopi. Tak hanya di Aceh, di Brebes pun beliau masih
menggunakannya. Ketika ibu dan kakakku ke sebulan lalu untuk mengambil
barang-barang bapak, aku pun langsung memesan untuk tidak lupa membawa pulang
cangkir putih itu. Tak apalah barang pecah belah dan perlengkapan makan bapak yang
lain ditinggalkan di rumah dinas, tapi tidak untuk cangkir putih itu. Sekarang
cangkir itu jadi milikku, aku hanya ingin merawat benda pusaka peninggalan
bapak agar aku bisa mengingatnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar