25 Maret 2012
Senang rasanya bisa menginjakkan kaki di pulau selatan Pulau Jawa ini, yaitu di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap. Perjalananku kali ini adalah dalam rangka survei tugas mata kuliah Tata Ruang dan Pengembangan Wilayah bersama dengan teman-teman Magister Ilmu Lingkungan, UNSOED.
Pukul tujuh pagi kami berangkat meninggalkan kampus UNSOED. Perjalanan menuju Sungai Donan-Cilacap kami tempuh selama satu setengah jam. Waktu yang singkat ini kumanfaatkan untuk melihat-lihat pemandangan yang belum pernah kulihat sebelumnya, seperti Sungai Serayu yang lebar dan perbukitan disekitarnya, Bendungan Gerak Serayu, Pabrik Holcim, dan Pertamina.
Lokasi pertama yang kami kunjungi adalah kampung nelayan dibantaran Sungai Donan. Dengan menyewa perahu kami pun berkeliling mengitari Sungai Donan untuk melihat langsung dengan dekat jala apung para nelayan disekitar pabrik Holcim dan Pertamina. Inilah objek permasalahan utama yang kami angkat. Jala apung yang dipasang nelayan di Sungai Donan seringkali mengganggu kapal tongkang Holcim dan Pertamina yang melintas. Sehingga tidak heran jika sering timbul permasalahan diantara nelayan dan Holcim ataupun Pertamina.
|
Pulau Nusakambangan terlihat dari perahu |
|
|
Pabrik Holcim yang terlihat dari perahu |
|
|
Pertamina terlihat dari perahu |
|
Puas mengitari Sungai Donan dengan pohon bakau di kanan kirinya, perahu pun berputar arah menuju Pulau Nusakambangan. Antara Pulau Nusakambangan dengan Pulau Jawa hanya dipisahkan oleh laut yang tidak terlalu lebar, hanya seperti sungai yang sangat lebar. Dari perahu kami bisa melihat Pabrik Holcim dan Pertamina dengan dekat, termasuk kapal-kapal tongkang yang sedang berlabuh ataupun bersandar disekitar pabrik. Kami juga disuguhi pemandangan hutan Nusakambangan yang masih hijau lebat. Dari kejauhan kami juga bisa melihat menara pantau dan pintu masuk menuju Lembaga Pemasyarakatan Nusakambangan.
|
Berfoto di atas perahu |
|
Setelah satu jam lebih kami di perahu, sampailah kami di pintu masuk objek wisata pasir putih disebelah timur Pulau Nusakambangan. Setelah membeli tiket seharga Rp 3.500,-/orang, kami pun mulai berjalan menuju benteng peninggalan Portugis yang ada di pulai itu. Setelah sempat mengambil beberapa gambar, barulah kami menuju ke pantai pasir putih. Hmmm........... pantainya lumayan menarik, tidak jauh beda dengan pantai Pulau Panjang, Jepara. Asyikya menikmati makan siang disini sambil melihat pemandangan pantai yang masih natural. Kamera yang dibawa pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk mengambil berbagai gambar yang menarik. Para orang-orang udik ini pun tidak mau kalah untuk menjadi model bidikan kamera. Hahaha....... lumayan bisa refreshing dari rutinitas yang terkadang membosankan.
|
Pantai Pasir Putih, Nusakambangan |
Waktu sudah menunjukkan pukul satu siang dan sudah saatnya kami kembali ke daratan Pulau Jawa dengan menggunakan perahu yang tadi kami sewa. Perjalanan selama satu setengah jam di perahu dimanfaatkan oleh beberapa teman untuk tidur beristirahat. Apalagi semilir angin diperjalanan membuat mereka mengantuk. Namun, rasa kantuk ini tetap kutahan demi bisa menikmati pemandangan yang tidak biasa ini.
Sampai di daratan pulau Jawa kami pun langsung pulang menuju Purwokerto. Perjalanan hari ini cukup mengesankan. Many experience I’m get today. Good Bye Cilacap..... See you next time... ^_^