Sabtu, 25 Oktober 2014

Upacara Baritan


Perahu berlomba-lomba menuju ke lautan (Andam, 2014)
Salah satu perahu pembawa ancak (Andam, 2014)
Deburan ombak mengiringi perjalanan saya menuju ke tengah laut dengan sebuah perahu siang ini. Cuaca yang cerah tentu saja sangat mendukung perjalanan saya ini. Suasana Laut Asem Doyong Pemalang hari ini tampak berbeda daripada biasanya. Hari ini masyarakat Desa Asemdoyong menggelar upacara sedekah laut yang disebut dengan “Baritan”. Tentu saja laut dan sungai terlihat ramai hari ini. Lebih dari 100 perahu ikut berpartisipasi dalam upacara ini. Perahu-perahu pun dihias dengan berbagai atribut warna-warni dan aneka jajanan serta makanan ringan. Bahkan tak sedikit perahu juga dilengkapi dengan soundsystem dengan ukuran jumbo. Sudah pasti suasana Baritan diramaikan dengan suara lagu-lagu yang sedang ngetrend, para penumpang pun dengan bebas berjoget mengikuti irama lagu.
Perahu-perahu menuju ke tengah laut (Andam, 2014)

Upacara Baritan digelar setiap tahunnya pada tanggal 1 Muharram, bertepatan dengan tahun baru Islam. Upacara ini diawali dengan pawai iring-iringan Bancakan (pelarungan) yang berupa tiga kepala kerbau yang diletakkan di dalam miniatur perahu. Setelah itu para nelayan dan para tamu undangan berkumpul di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) untuk mengundi perahu. Perahu yang terpilih akan membawa bancakan ke tengah laut. Perahu-perahu lain akan berlomba-lomba mengikutinya untuk merebut air bekas siramannya. Setelah itu mereka akan kembali ke sungai untuk menambatkan perahunya pada tempat semula. Para penumpang perahu pun akan berebutan makanan dan minuman yang ada di perahu yang telah disediakan oleh si empunya perahu. Bagi Anda yang tidak punya perahu jangan khawatir karena Anda tetap bisa menikmati upacara baritan ini, termasuk naik perahu dan mendapatkan makanan karena semuanya free 100%. Anda tinggal memilih saja perahu yang ingin Anda tumpangi. Saran saya, sebaiknya Anda memilih perahu yang tidak terlalu ramai untuk menghindari kecelakaan dan berdesak-desakan ataupun tindakan kriminal. Beruntung, saya mendapatkan perahu dengan penumpang sekitar 10 orang saja sehingga dapat lebih menikmati perjalanan. Oh iya, tak hanya diramaikan oleh perahu dan pengunjung, Desa Asamdoyong juga diramaikan dengan adanya pasar tiban selama beberapa hari dan pentas musik di lapangan pada malam acara puncak Baritan.
Kearifan lokal masyarakat ini digelar sebagai rasa syukur kepada Tuhan yang telah memberikan berkah akan hasil laut.
Saya dan adik di atas perahu (Andam, 2014)