Jumat, 20 September 2013

Akuarium Purbayasa


Tinggal beberapa bulan lagi aku berada di Purwokerto, untuk itu aku pun tidak mau menyia-nyiakan waktu yang tersisa ini. Ketika kutinggal di suatu kota aku selalu bertekad untuk keliling mengitari kota tersebut dan sekitarnya, nah tak terkecuali dengan kota Purwokerto ini. Ya... itu adalah bagian dari hobiku yang suka travelling. Keuntungan lainnya adalah aku jadi ga buta dengan kota di mana aku pernah tinggal. Aku pun bisa menjawab pertanyaan orang “Kamu tinggal di ini pasti kamu pernah ke ....?” atau pertanyaan “Aku mau ke ..., kamu tau donk jalannya?”. Haha... yang jelas travelling akan membuka wawasan kita.
Kalau beberapa hari yang lalu aku pergi heking di Baturaden dan beberapa minggu yang lalu aku pergi ke Sanggaluri Park maka kemaren aku pergi ke Akuarium Purbayasa Pancuran Mas, Purbalingga. Seringnya aku melewati tempat ini membuatku penasaran untuk mengunjunginya. Rasa penasaran itu akhirnya terpecahkan pada hari kamis, 19 September kemaren dengan pergi bersama Enk Minuscula yang setia menemani perjalananku.

Nilik iwak (Andam, 2013)
Akuarium Purbayasa terkenal dengan koleksi ikan air tawarnya, terdapat banyak koleksi ikan di sana yang bentuk dan warnanya sungguh beraneka ragam, seperti ikan patin putih, ikan patin hitam, nila merah, ikan pelus, ikan mas koi, ikan arwana, ikan buaya, dan sebagainya. Dari sekian koleksi itu yang paling menarik adalah ikan arwana raksasa atau Arapaima gigas yang panjangnya mencapai 2 m dengan berat 1,2 kuintal. Serem liat ikannya walaupun termasuk ikan yang jinak.  
Selain ikan, di sana juga terdapat berbagai koleksi burung seperti burung kakak tua putih, kakak tua hitam, merak hijau, burung polandia, dan sebagainya. Di sana juga ada beberapa mamalia seperti landak, tupai, bajing, dan rusa.
Lumayan perjalanan hari itu, aku pun jadi tahu beberapa jenis ikan air tawar  dan hewan-hewan lainnya. Lantas apa yang akan aku peroleh dalam perjalananku selanjutnya??? Nantikan jawabannya hanya di Catatanku. Hahahaha....

Minggu, 15 September 2013

Sanggaluri Park, Purbalingga



Kalau Yogya punya taman pintar maka Purbalingga punya Sanggaluri Park. Sanggaluri Park merupakan salah satu objek wisata yang ada di Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, selain Owabong, Goa Lawa, dan Akuarium Purbayasa.

Di tengah koleksi ular (Andam, 2013)
Hari-hari yang suntuk di tengah penyusunan tesis membuatku tertarik untuk mengunjungi Sanggaluri Park pada tanggal 5 September lalu bersama Enk Minuscula, teman kos dan kuliah yang selalu menemani dan tempatku berbagi, yach sekedar refreshing karena tempatnya tidak begitu jauh dari Purwokerto, hanya sekitar 30 menit saja. Suasana asri yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota membuatku nyaman berada di sana. Biaya yang dikeluarkan juga cukup murah, hanya Rp 12.000,00 saja aku pun bisa menikmati berbagai objek di sana, seperti Insect dan Reptil Park, Wahana Iptek, Museum Uang, Museum Wayang dan Artefak, Rumah Boneka Lintang, Rumah Kaca, Rumah Prestasi dan Taman Buah.
Indahnya Butterfly (Andam, 2013)
Aku dan Enk sebenarnya takut dengan reptil, terutama ular. Di sana kami pun mencoba mengurangi rasa takut kami dengan melihat ular secara langsung. Terdapat banyak koleksi jenis ular di sana yang berasa dari berbagai daerah di Indonesia. Tak hanya ular, di sana juga terdapat jenis reptil lainnya, seperti kadal, iguana, kura-kura, tokek, dan sebagainya. Herbarium insect juga ada di sana, seperti kupu-kupu dan kumbang yang dirangkai menjadi bentuk tertentu sehingga sangat indah begitu dipandang.
Merak si burung cantik (Andam, 2013)
Objek yang menarik selanjutnya adalah Museum Wayang dan Museum Uang. Di Museum ini aku belajar banyak hal, tentang kebudayaan tradisional Jawa, alat tukar masyarakat, dan benda-benda bersejarah lainnya. 
Yang unik lagi adalah aku bisa melihat burung merak secara langsung. Si burung cantik itu sedang membuka sayapnya, tanda sedang masa etrus. Keindahan sayapnya yang warna-warni membuatku takjub luar biasa.




Minggu Pagi: Heking di Baturaden



Heking, pasti inget deh sama pramuka. yupz betul sekali, pramuka emang identik dengan mencari jejak atau heking. Heking merupakan kegiatan yang mengasyikkan. Merupakan salah satu kegiatan wisata ekologi atau bahasa kerennya ekoturisme. Haha.... ketularan virus Vicky juga pake bahasa keren.
Melangkah maju (Andam, 2013)
Kemaren, tepatnya hari minggu, 15 September aku pergi heking bersama teman-teman kampusku: Ayu, Enk, Mba Indah, Mas Yogi, dan Mas Usdi. Tak ada persiapan yang pasti, rencana kami serba mendadak, rencana heking baru diputuskan pukul 10 malamnya. Tapi rencana itu terealisasi juga meski beriringan dengan turunnya hujan. Kami berangkat pukul 6 pagi dari kos menuju Wanawisata Baturaden. Motor kami parkir di tempat parkir yang telah disediakan dekat pintu gerbang. Selanjutnya kami pun berjalan menelusuri hutan di wanawisata itu. Wanawisata Baturaden sendiri biasanya digunakan untuk area perkemahan. Dulu area ini pernah digunakan untuk Jambore Nasional di tahun 2001, dan saat itu aku juga sempat mengunjunginya.
Narsis di tengah hutan (Andam, 2013)
Di depan Kebun Raya Baturaden (Andam, 2013)
Kembali lagi ke cerita hekingku. Kami menelusuri jalan setapak yang ada di area wanawisata dengan tujuan kami adalah pancuran 7. Hujan mengiringi perjalanan kami, tapi kami tetap semangat. Udara di pegunungan rasanya segar sekali, tidak seperti udara perkotaan yang sudah mengalami polusi akibat aktivitas pabrik dan kendaraan. Kami juga menyempatkan diri mengunjungi Kebun Raya Baturaden, melihat berbagai koleksi tumbuhan yang ada. Kemudian kami berhenti di rumah panggung untuk istirahat dan berteduh dari hujan. Cuaca tampaknya semakin tidak mendukung perjalanan kami, kabut semakin tebal dan rasa dingin juga semakin menyeruak menusuk tulang kami. Alhasil, perjalanan menuju pancuran tujuh kami batalkan. Setelah puas mengambil gambar di wanawisata dan kebun raya kami pun kembali berjalan menuju tempat parkir. Tak jauh dari tempat parkir kami pun menjumpai siamang, hewan sejenis kera yang suaranya sangat keras sekali: au... au...au..............
Main di air terjun (Andam, 2013)
Tujuan kami selanjutnya adalah makan siang di kawasan Lokawisata Baturaden. Makan pecel dan mendoan anget sungguh nikmat sekali, bisa mengisi perut yang sembari pagi belum diisi. Lebih asyik lagi kalau sambil menonton musik kentongan yang biasanya ada di depan lokawisata. Namun sayang, sampai kami selesai makan dan meninggalkan lokawisata, musik kentongan belum juga ada. Huft..... padahal aku kan ingin sekali menontonnya.
Wow,,, amazing (Andam, 2013)
Dari lokawisata, perjalanan kami selanjutnya menuju air terjun di Desa Rempoah, Baturaden. Amazing.... tempatnya benar-benar asyik. Selain ada air terjun yang menjadi objek utama, di sana juga ada jembatan yang juga asyik buat foto-foto. Mumpung belum basah kena air, kami pun berfoto-foto dulu jembatan itu. Selanjutnya kami menyebrangi sungai menuju air terjun. Sungguh hal ini mengingatkan masa kecilku yang dulu suka ke sungai. Wow.... it’s great, the rainfall is very amazing. Beberapa teman pun langsung menceburkan diri bersama anak-anak kecil yang sudah duluan. Aku yang tidak ikut nyebur tak lupa untuk mengabadikan moment itu, mengambil gambar sekenanya.
Haha.... sungguh asyik perjalanan hari minggu itu. Rasanya melupakan sejenak beban yang ada. Semoga keinginan heking selanjutnya bisa terlaksana.





Sabtu, 14 September 2013

Bapak, Harapan Itu Masih Ada



Hari ini ku kembali lagi ke Purwokerto setelah sepekan lamanya berada di rumah, my home my paradise. Masih teringat jelas dibenakku bagaimana Bapak menangis menyambut kedatanganku hari minggu lalu. Betapa bahagianya beliau menyambut kedatangan putri kebanggaannya ini. Beliau tak tahu bahwa sebenarnya kudatang dengan membawa luka hati. Terharu rasanya saat beliau menangisiku. Tak pernah ku lihat ini sebelumnya terhadap kakak dan adikku. Berada di rumah selama sepekan alhamdulillah bisa membuatnya menjadi lebih baik dari sebelumnya, beliau tampak lebih segar dan terlihat senyum bahagia di wajahnya. Sebisa mungkin kucoba untuk membahagiakannya: membawakan koran untuknya, merawat tanaman-tanaman yang dulu ditanamnya, menyiapkan makanan untuknya, meringankan pekerjaan ibu, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang bisa ku lakukan. Ya selama sepekan aku benar-benar di rumah, tak pergi kemanapun. Sesekali juga ku ajak beliau mengobrol, menceritakan perkembangan tesisku, menceritakan seminarku, dan menceritakan pengalaman-pengalamanku yang lain. Beliau tampak begitu senang mendengarnya, seakan melupakan sejenak penyakit yang beliau rasakan, penyakit kanker yang sudah stadium 3 itu. Begitu juga denganku, rasa cinta dan perhatianku kepada Bapak seakan mengobati luka hati ini.
Bapak cepat sembuh ya.... Ku yakin harapan itu masih ada.....

Minggu, 08 September 2013

Koreksi Diri Bagi yang Mengaku “Tidak Pacaran”



Banyak alasan mengapa orang tidak mau pacaran, karena patah hati, faktor keimanan, ingin menikmati pacaran setelah nikah, tidak ingin menyakiti hati pasangan hidupnya nanti, dan alasan-alasan lainnya.
Banyak orang mengaku tidak pacaran dan menganggap dirinya lebih baik dari mereka yang pacaran. Upps... tunggu dulu. Bisa jadi malah sebaliknya, alias lebih buruk dari yang pacaran. Berkacalah bagi yang mengaku tidak pacaran, bisa jadi tingkah laku kita lebih buruk dari yang pacaran. Lihat saja, banyak pria tidak pacaran tapi dekat dengan wanita sana-sini, memanjakan mereka, memberi mereka harapan, meminta perhatian dari si wanita, mengajak jalan-jalan, atau pun yang lainnya dengan alasan untuk pertimbangan dalam memilih istri. Tragisnya lagi, terkadang pria ini juga mendekati beberapa wanita sekaligus dalam satu kurun waktu. Ujung-ujungnya wanita pun jadi korban, wanita yang tak memenuhi kriteria si pria akan dicampakkan begitu saja tanpa status yang jelas. Tentu saja, hal ini sangat menyakitkan bagi si wanita. Begitu juga dengan wanita yang mengaku tidak pacaran, bukan berarti bisa didekati pria sana-sini. Nah ini dia yang disalah artikan. Kalau dipikir-pikir ya, mereka yang statusnya pacaran itu bisa jadi lebih baik karena cuma dekat dengan satu orang saja, tidak dengan banyak orang.
Untuk mendekati atau pun mengetahui wanita atau pria lebih dalam juga ada etikanya lho, misal mencari tahu dimana dia bekerja, dengan siapa dia bergaul, bagaimana dia ditempat kerja, bagaimana dia bergaul dengan orang lain, apa hobinya, bagaimana penampilannya, apa kemampuannya, bagaimana latar belakang keluarganya, bagaimana caranya ia berbicara, bagaimana aktivitasnya yang lain, dan trik-trik tersembunyi lainnya tanpa diketahui oleh si wanita atau pria jika kau sedang mencari tahu.
Tak dipungkiri, tingkah laku mereka yang mengaku tidak pacaran dapat menimbulkan gosip. Tapi anehnya, pria atau pun wanita yang mengaku tidak pacaran ini terkadang tak mau disalahkan, mereka justru kadang menyalahkan orang lain, dengan berkata “Teman-teman telah salah menilai, saya kan cuma teman biasa aja dengan si anu. Emang dasar teman-teman ya, hal seperti ini aja jadi gosip”. Upps....tak ada asap jika tak ada api. Janganlah menyalahkan orang lain, tapi kamulah sumbernya. Teman-teman tak akan berkata seperti itu jika kau bisa menjaga perilakumu. Menjaga tingkah laku layaknya orang yang tidak pacaran. 
Hati-hati ya bagi kau para wanita yang didekati oleh pria yang mengaku tidak pacaran, kau jangan senang dulu, jangan-jangan banyak wanita lain yang ia dekati dibelakangmu. Bisa jadi kau menjadi korban selanjutnya. Waspadalah, karena pria seperti ini ada di sekitar kita. ^_^